Sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan dampak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) terhadap harapan hidup pria dan wanita. ADHD merupakan gangguan neurobiologis yang umumnya terjadi pada masa anak-anak. Namun, beberapa kasus ADHD juga dapat terjadi pada orang dewasa.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas California menemukan bahwa orang dewasa yang mengalami ADHD memiliki harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami gangguan tersebut. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1 juta partisipan yang telah didiagnosis dengan ADHD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengalami ADHD memiliki risiko kematian yang lebih tinggi sebesar 8,4 persen dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami gangguan tersebut. Sedangkan untuk wanita, risiko kematian mereka meningkat sebesar 5,7 persen.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab penurunan harapan hidup pada penderita ADHD adalah adanya komorbiditas atau gangguan lain yang menyertai ADHD. Misalnya, penderita ADHD cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecanduan obat-obatan terlarang, dan gangguan mental lainnya. Selain itu, penderita ADHD juga cenderung kurang disiplin dalam menjaga kesehatan mereka, seperti makan secara tidak teratur, kurang olahraga, dan kurang tidur.
Dengan adanya temuan ini, peneliti berharap bahwa masyarakat dan tenaga medis akan lebih memperhatikan kondisi penderita ADHD dan memberikan perawatan yang lebih baik. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan agar penderita ADHD lebih memperhatikan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menjaga kesehatan mental mereka.
Dengan upaya yang tepat, diharapkan harapan hidup penderita ADHD dapat diperpanjang sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih berkualitas dan produktif.